Tuesday, January 11, 2022

Berbahasa Persuasif

Materi Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 2 


Bab 7

Berbahasa Persuasif

Teks persuasif atau teks yang bersifat ajakan adalah teks yang dihadirkan khusus untuk mengajak para pembaca untuk melakukan sesuatu hal. Teks persuasif mirip seperti copywriting dalam iklan. Karena teks persuasif banyak dipakai di iklan iklan, untuk menarik calon konsumen mereka. Dalam membuat teks persuasif tidaklah mudah. Karena kamu harus memiliki pengetahuan mengenai struktur dan gaya bahasa yang digunakan. 

Selain itu, jam terbang dalam menulis teks persuasif juga sangatlah penting. Dengan memiliki jam terbang yang tinggi, kamu bisa membuat teks persuasif atau copywriting yang bagus. Oh ya satu lagi, orang yang bisa melakukan copywriting, bayarannya cukup mahal loh. Jadi manfaatkan momen belajar ini dengan memahami teks persuasif dengan mudah melalui rangkuman berikut ini.


A. Menemukan Ajakan dalam Teks Persuasif

1. Pengertian Teks Persuasif

Teks persuasif adalah berisi ajakan atau bujukan. Pernyataan-pernyataan di dalam teks tersebut mendorong seseorang untuk mengikuti harapan atau keinginan-keinginan penulis. Sebagai tulisan yang bersifat ajakan, pernyataan-pernyataan di dalam teks tersebut cenderung “mempromosikan” sesuatu yang diperlukan pembaca.

Di dalam teks persuasif terdapat pendapat-pendapat seperti halnya di dalam teks argumentatif. Mungkin pula tersaji fakta. Di dalam teks persuasif, baik pendapat maupun fakta digunakan dalam rangka memengaruhi pembaca agar mau mengikuti bujukan-bujukan itu.

Di samping menggunakan fakta, penulis dapat pula menggunakan pendapat para ahli. Juga bisa menggunakan cara lainnya yang sekiranya dapat memperkuat ajakan atau imbauannya itu.

2. Ajakan dalam Teks Persuasif

Ajakan adalah kata-kata atau perbuatan untuk mengajak; undangan. Ajakan dapat pula berarti anjuran, imbauan, dan sebagainya (untuk melakukan sesuatu). Di samping itu, tidak sedikit pula teks persuasi yang menyampaikan ajakannya itu secara tersirat.

Walaupun tidak dinyatakan secara langsung, pembaca tetap akan memahami bahwa teks itu berisi suatu ajakan atau bujukan agar pembacanya itu berbuat sesuatu sesuai dengan harapan penulisnya.


B. Menyimpulkan Isi Teks Persuasif

1. Simpulan Isi Teks Persuasif

Simpulan adalah rumusan akhir tentang sesuatu. Simpulan disusun berdasarkan pemahaman atau penalaran kita terhadap keseluruhan isi teks itu. Karena isi teks persuasi berkenaan dengan ajakan, kesimpulan tersebut tidak jauh dari jawaban atas pertanyaan “Mengajak apa teks persuasi itu?”  

Contoh sebuah teks persuasif dan kesimpulannya.

Betapa sulitnya seorang pecandu rokok untuk menghentikan kebiasaan merokoknya. Seberapa mahal pun harga rokok tidak dapat menghentikan mereka. Misalnya, di Malaysia, harga 20 batang rokok dapat setara dengan lima persen pendapatan buruh kasar. Di Shanghai, Cina, petani dan perokok menghabiskan uang untuk membeli rokok lebih banyak daripada yang dipakai untuk membeli gandum, daging, dan buah buah sebagai kebutuhan utama  mereka.  Hentikan merokok sebelum candu rokok melekat pada diri Anda.

Simpulan untuk cuplikan teks tersebut adalah kita harus menghentikan kebiasaan merokok agar tidak menjadi kecanduan.

2. Langkah langkah Penyimpulan Teks Persuasi

Membaca keseluruhan isi teks, menemukan gagasan umum teks.

Mencatat bagian-bagian penting dari isi teks itu, di awal atau di akhir paragraf.

Memahami hubungan logis antar bagian penting teks itu, hubungan kualitas.

Merumuskan kesimpulan akhir isi teks secara ringkas dan jelas.


C. Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Persuasif

1. Struktur Teks Persuasif

Pengenalan isu, yakni berupa pengantar atau penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan atau pembicaraannya itu.

Rangkaian argument, yakni berupa sejumlah pendapat penulis atau pembicara terkait dengan isu yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen argumennya itu. 

Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada pembaca/pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Pernyataan itu mungkin disampaikan secara tersurat ataupun tersirat. Adapun kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan itu.

Penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya, yang biasanya ditandai oleh ungkapan-ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.

2. Kaidah Kebahasaan Teks Persuasif

Kaidah kebahasaan yang berfungsi sebagai penanda utama teks itu adalah terdapatnya penyataan-pernyataan yang mengandung ajakan, dorongan, bujukan, dan sejenisnya.

1. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas. 

2. Menggunakan kata-kata penghubung yang argumentatif. Misalnya, jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.

3. Menggunakan kata kerja mental (diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan. 

4. Menggunakan kata-kata perujukan (berdasarkan data….).


Contoh kalimat pendapat:

1. Kita memang belum bisa terbuka membicarakan soal seks dan kesehatan reproduksi.

2. Kita bisa bertanggung jawab atas pilihan kita tadi sehingga tidak akan menyesal di kemudian hari.


Contoh kalimat fakta:

1. Lewat situs-situs tertentu di internet, beragam informasi yang kita butuhkan bisa kita dapatkan.

2. Dari sepuluh itu, salah satunya adalah mendapatkan informasi yang tepat mengenai reproduksi remaja.


D. Menulis Teks Persuasi

1. Penyiapan Bujukan, Ajakan

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penulisannya adalah menyiapkan sejumlah bujukan ataupun ajakan. Hal inilah yang juga berfungsi sebagai tema utamanya. 

Contoh bujukan: 

a. Mari, belajar dengan baik.  

b. Ayo, kita pergi berwisata.  

c. Sayangilah orang tuamu. 

Pada umumnya seseorang bisa mengikuti suatu bujukan apabila dalam dirinya sudah tertanam kepercayaan. Oleh karena itu, siapkan pula sejumlah fakta dan pendapat yang bisa mendorong orang lain untuk melakukan sesuai dengan harapan kita.

2. Memperhatikan Struktur dan Kaidah Teks Persuasi

Untuk menulis teks seperti itu, terlebih dahulu kita harus menentukan temanya, yakni berupa bujukan utama yang hendak disampaikan kepada pembaca/pendengar.

Kemudian membuat perincian perinciannya. 

Contoh Teks:

Belajarlah dengan tata cara yang baik, yaitu, berdoalah sebelum belajar dengan niat tulus akan belajar sungguh sungguh. Pusatkan pikiran ketika belajar. Ketika kamu mulai merasa jenuh, berhentilah sejenak untuk menenangkan otak, bisa dengan nonton televisi (minimal 10 menit), berdiri, duduk rileks, berjalan mengelilingi ruangan, atau juga menggerak-gerakkan badan. Setelah itu, belajarlah  kembali dengan tenang.

Dilihat dari isinya, teks tersebut menyampaikan bujukan-bujukan. Hal itu tampak pada kata-kata berikut: belajarlah, pusatkan perhatian, berhentilah, belajarlah. Dengan karakteristiknya seperti demikian, teks tersebut tergolong ke dalam bentuk persuasi.

Untuk menulis teks ulasan yang bagus, kamu harus menentukan tema, yakni berupa bujukan utama yang hendak disampaikan. Apakah bujukan itu berupa beli produk, melakukan hal, atau yang lainnya. Kemudian buatlah perincian perinciannya supaya pembaca tahu apa yang disampaikan. 


Jadi, dapat disimpulkan langkah-langkah penyusunan teks persuasi:

Menentukan tema (bujukan utama).

Menyusun perincian (pengenalan isi, rangkaian, pendapat atau fakta, ajakan, dan penegasan kembali). 

Mengumpulkan bahan (fakta dan pendapat).

Mengembangkan teks (memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan).

No comments:

Post a Comment